• Imagen 1 Asuransi Syariah
    Saatnya Anda Beserta Keluarga Berasuransi Syariah, Lebih Adil dan Aman

Indonesia Kiblat Asuransi Syariah Dunia

Asuransi Syariah kini semakin berkembang. Sejak diperkenalkan di Indonesia pada 1994, hingga saat ini jumlah industri asuransi syariah mencapai 39 perusahaan dengan ratusan cabang tersebar di seluruh Indonesia. Kendati demikian, pangsa pasarnya yang masih dibawah lima persen, dipastikan akan terus berkembang di masa depan.


Muhammad Syakir Sula, praktisi sekaligus konsultan asuransi syariah, menjelaskan, melihat pertumbuhannya yang demikian pesat, Indonesia berpotensi menjadi kiblat asuransi syariah dunia. Hal ini dikarenakan dukungan dan potensi yang sangat besar yang dimiliki Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 85 persen lebih umat Islam dari 230 juta jiwa, merupakan pangsa pasar terbesar di dunia bagi industri asuransi syariah.

BISNIS SYARIAH Vs BISNIS SAMPAH

Salah seorang menteri mengungkapkan rasa syukur atas masuknya 10 perusahaan Indonesia, 6 diantaranya adalah perusahaan plat merah, dalam kategori 2000 perusahaan paling untung  di dunia versi Forbes. Tiga perusahaan berperingkat tertinggi tersebut semuanya adalah perbankan, lebih tepatnya lagi perbankan ribawi.

Pertanyaannya, lantas apanya yang disyukuri?

Hermawan Kartajaya : Ekonomi Islam itu Adil dan Indah

Guru marketing Hermawan Kartajaya sudah beberapa lama bergaul dengan praktisi keuangan syariah. Ia mulai fasih mengatakan ajaran Islam sebagai rahmatan lil alamin. Beragama Katolik, Hermawan malah berniat ikut dalam mengembangkan nilai marketing Islami. Berikut petikan wawancara sesaat setelah peluncuran buku Sharia Marketing di Jakarta pekan lalu.

Sebetulnya apa beda marketing syariah dan konvensional?

Ketika Salah Mengaplikasikan Spirit “Man Jadda Wa Jada”

Siapa yang tidak mengenal pepatah berbahasa Arab ini “Man Jadda Wa Jada”.  Terlebih lagi  ketika  sepenggal kalimat  ini menjadi jargon dalam film negeri 5 menara yang tayang serentak tanggal 1 Maret 2012 di bioskop tanah air. Ya, sepenggal kalimat inspiratif yang mampu memberikan semangat dalam meraih cita-cita dan impian. “Siapa yang bersungguh-sungguh, dia akan berhasil”. Namun dapat dipastikan saya  tidak akan hadir di bioskop untuk menontonnya. Mengapa? karena di kota tempat saya tinggal memang belum memiliki gedung bioskop. Kasihaaaan deh……!!!

Perbedaan Asuransi Takaful dengan Asuransi Konvensional

1. A K A D

Asuransi Syariah
Asuransi Syariah mempunyai akad Syariahi (tolong menolong untuk memberikan santunan perlindungan atas musibah yang akan datang.
 

Asuransi Konvensional
Asuransi Konvensional mempunyai akad Tabaduli (jual beli atas resiko yang dipertanggungkan) atau akad muawwadah yaitu suatu perjanjian dimana pihak yang memberikan sesuatu kepada orang, berhak menerima penggantian dari pihak yang diberinya

Pengertian At-Takaful Dalam Asuransi Syariah

At- Takaful (Tolong-Menolong)


Istilah lain yang sering digunakan untuk asuransi syariah adalah Takaful. Kata Takaful berasal dari  takafala-yatakafalu, yang secara etimologis berarti menjamin atau saling menanggung. Kata Takaful [1] sebenarnya tidak dijumpai dalam al-Quran. Namun demikian, ada sejumlah kata yang seakar kata dengan Takaful, seperti dalam surat Thahaa (QS. 20:40): Idz tamsyi ukhtuka fataquulu hal adullukum `ala mayyak fuluhu artinya : ketika saudara yang perempuan berjalan lalu berkata kepada fir`aun:” bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang memeliharanya”. Pengertian memelihara manusia dalam hal ini adalah bayi Musa. Yakfulu dapat juga diartikan menjamin seperti dalam surat an-Nisaa (QS 4:85) waman yasyfa` syafa`atan sayyiatan yakun lahuu kiflun minha artinya :”barangsiapa yang memberi syafa`at (melindungi hak-hak orang dari kemudharatannya) yang buruk, niscaya ia akan memikul (resiko) bahagian daripadanya”. Secara  istilah, menurut KH Latif Mukhtar,MA [2] mungkin istilah Takaful berasal dari fikrah atau konsep Syekh Abu Zahra,seorang faqih di Mesir yang menulis buku al-Takaful al-Ijtimaa`i fi al-Islam (social security in Islam atau jaminan social dalam Islam).

Marketing Bahlul


Marketing Bahlul VS Marketing Syariah


Salah satu workshop yang lagi trend diikuti para exekutive Lembaga Keuangan  Syariah saat ini adalah workshop “Marketing Bahlul VS Marketing Syariah”.  Mereka penasaran ingin tau apa sih  yang termasuk “marketing bahlul”, cara-cara marketing yang dilarang dalam syariah dan bagaimana marketing yang islami.

Syakir Sula penulis buku “Marketing Bahlul” dan juga penulis buku “Marketing Syariah” mengemas dalam satu workshop yang sangat menarik. Pengalaman Syakir Sula belasan tahun sebagai direktur marketing di berbagai perusahaan syariah menjadikan peserta seolah olah sedang mengikuti “napak tilas” kebahlulan dalam dunia marketing. “Gila, gue ga’ nyangka kalau se gila gitu dunia marketing”  kata salah satu peserta.